Mencari Jati Diri
pemuda yang ada pada saat ini bingung dengan
kehidupan yang mereka jalani, sehingga apa yang mereka lakukan hanya mengikuti
berbagai arus yang ada di sekitar mereka pokoknya easy going-lah…..semuanya
dilakonin aja, ikutan sana
ikutan sini…. .
Jati
Diri…..Bukanlah Perkara Yang Remeh!!!
Ketidaktahuan atau ketidakjelasan tentang
jati diri merupakan masalah yang tidak pernah lepas dari kehidupan baik yang
masih remaja maupun anak kuliahan. Berbagai berita dan kabar seringkali
menunjukkan kepada kita betapa banyak teman-teman kita itu masih banyak yang
bingung dengan jati diri mereka. Mulai dari kebiasaan ngeceng di pinggir jalan
atau di Mal, terjerat narkoba, cewek komersil yang menjamur demi beberapa
keping uang 'tuk beli barang-barang mewah hingga banyaknya angka 'kecelakaan'
diluar nikah plus aborsi yang dilakukan oleh mereka. Fakta-fakta tersebut
merupakan kejadian yang tidak asing lagi kita jumpai di sekitar kita. Sederet
kasus tersebut menunjukkan betapa mereka itu belum atau tidak ngerti dengan
jati diri mereka sesungguhnya, mereka itu siapa, apa tujuan hidup mereka,
gimana cara meraih/mencapai tujuan tersebut dan apa yang mesti mereka lakuin.
Begitu pulalah
gambarannya orang menjalani hidup. Kalau dia belum mengerti tentang siapa
dirinya, apa tujuan hidupnya, dan tidak tahu gimana caranya sampai ke tujuan
hidupnya tadi, maka dia akan tampil sebagai orang-orang yang hidupnya ngambang
dan gampang terbawa arus orang-orang disekitarnya yang pada akhirnya jadilah
dia sebagai orang yang hidup tanpa ada landasan yang pasti. Oleh karena itu,
menjawab pencarian jati diri kita adalah suatu keniscayaan yang harus kita
lakukan kalau kita ingin sukses dalam menjalani kehidupan kita ini. Karena dia
adalah satu langkah awal yang harus kita lakukan sebelum kita menentukan kapan
kita harus melangkah, kenapa kita harus melangkah dan ke arah mana kita harus
melangkah. Dengan kata lain, kejelasan jati diri adalah langkah awal bagi
kejelasan masa depan hidup kita.
Berfikir
dan Berfikir….Adalah Sebuah Awal
Sebenarnya
pertanyaan seputar jati diri kita bahwa kita itu siapa? Apa tujuan kita hidup
di dunia? Dan akan kemana kita setelah kehidupan dunia? Secara thabi'i (alami)
pasti akan muncul dalam benak kita kalau kita mau melihat dan dan memikirkan
diri kita, alam sekitar dan kehidupan yang ada di sekeliling kita. Ketika
manusia sudah mencapai kondisi aqil baligh, yakni ketika kemampuan mengakalnya
(berfikirnya) telah sempurna, maka dengan kemampuan berfikir yang dia miliki
tersebut, dia akan terangsang dan mampu memikirkan berbagai macam fakta di
depannya, misalnya pertumbuhan rambut yang ada di tubuh kita yang tidak sama
seperti rambut di alis kok lebih pendek dibandingkan dengan rambut yang ada di
kepala, begitu juga rambut bulu mata, tangan dan lain-lain. Semuanya itu
menunjukkan adanya suatu keteraturan, yang tidak mungkin semua itu ada karena
kebetulan tanpa ada yang menciptakannya dan mengaturnya, tanpa ada Sesuatu
dibalik semua itu, Sesuatu yang pada-Nya-lah kita bisa menyandarkan segala
sesuatu yang bersifat serba terbatas tadi, hingga sampailah kita pada suatu
pertanyaan : "Darimana asal dari semua ini, asal dari manusia, alam
semesta dan kehidupan ini? Untuk apa semua ini ada?
Begitu juga, ketika
kita meneruskan pengamatan kita, maka kita akan melihat bahwa meskipun kita
mengiginkan hidup selamanya…. Tapi ternyata kita tidak bisa menolak bahwa kita
pasti akan semakin tua dan kemudian secara pasti maut itu pun datang. Tidak
pandang siapapun, orang kaya, miskin, tua maupun anak-anak, ternyata begitu
maut menjemput….maka manusia tidak pernah bisa menolak. Kemanakah mereka
setelah mati?
Kalau kita mau
mengikuti dengan cermat proses pencarian jawaban ini, maka sebenarnya jawaban
yang ditemukan oleh seseorang tadi terhadap tiga pertanyaan besar itulah yang
akan menentukan apakah seseorang itu menjadi orang yang beriman, dan menganut
aqidah Islam ataukah tidak. Demikian pula atas dasar jawaban tiga pertanyaan
mendasar itulah seseorang itu akan menjalani dan membangun kehidupannya dengan
model kehidupan yang bagaimana. Karena tiga pertanyaan diatas adalah kunci bagi
terurainya pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah cabang yang
dihasilkannya.
Saatnya
Mengerti, Siapa sih Diri Kita?
Nah….kalau kita mau
menggunakan akal yang sudah dikaruniakan oleh Allah ini kepada kita tadi, yang
dengannya kita menjadi makhluk Allah yang berbeda dari makhluk Allah yang lain,
maka kita akan sampai pada satu kesimpulan ketika kita mengamati fakta manusia,
alam semesta dan kehidupan ini, bahwa pasti... ada Sesuatu yang ada di balik
tiga hal tadi. Sesuatu yang telah menciptakan semua hal tadi, dari tidak tidak
ada menjadi ada, karena tidak mungkin manusia itu mengadakan dirinya sendiri,
demikian pula gunung, tumbuhan, hewan, laut dan seterusnya. Karena mereka semua
bersifat terbatas, tentu harus ada Dzat yang menciptakan mereka semua, dimana
Dzat tersebut harus berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya, Dia tidak boleh
bersifat terbatas. Dia adalah Tuhan Yang Maha Pencipta dan juga Maha Pengatur
atas segala sesuatu, sehingga kita bisa melihat betapa teraturnya
makhluk-makhluk ciptaan Tuhan ini berjalan. Seperti tata surya kita yang
berjalan begitu teratur, matahari, bumi, bulan dan planet-planet lainnya
berjalan sesuai dengan lintasannya masing-masing dan tidak pernah bertabrakan
satu sama lainnya. Sehingga sangatlah logis kalau kita pun setelah diciptakan
oleh-Nya tidak pernah dibiarkan begitu saja…..mau hidup dengan model apa? Makan
apa? Dan tetap hidup atau mati? Ketika kita diciptakan oleh Allah SWT, Pencipta
kita, Yang Maha Pengatur tadi juga disertakan aturan-aturan yang harus kita
pakai dalam menjalani kehidupan ini. Agar kita bisa hidup sebagaimana tujuan
kita diciptakan oleh-Nya. Karena sebagai Pencipta kita tentulah Allah Maha Tahu
juga atas segala detail dan hakikat diri kita : apa yang bisa membahayakan kita
dan apa yang bisa membahagiakan kita. Kehidupan manusia akan kacau dan tidak
berjalan sebagaimana tujuan dia diciptakan kalau selama menjalani kehidupan ini
manusia tidak diatur dengan aturan-aturan dari Penciptanya.
Oleh karena itu,
kita butuh seseorang yang bisa menyampaikan aturan-aturan-Nya dan menunjukkan
kepada kita bagaimana kita menyelesaikan masalah kehidupan kita menggunakan
aturan-aturan hidup tadi. Seseorang yang telah diutusnya untuk membawa firman-firman-Nya
(Al-Qur'an), yang berisi perintah dan larangan-Nya juga ancaman dan kabar
gembira-Nya. Al-Qur'an mempunyai gaya
bahasa yang tinggi, yang mengabarkan tidak hanya kejadian-kejadian di masa
sekarang, namun juga di masa lampau juga di masa yang akan datang. Yang
terjamin kebenaran dan keasliannya sepanjang zaman. Yang terbukti tidak pernah
disamai oleh para penyair manapun dan tidak pernah bisa dirubah dan disusupi
oleh satu katapun selain dari firman-Nya, karena Allah sendirilah yang akan
menjaganya. "Diturunkan kitab ini dari Allah yang Maha Perkasa lagi maha
Bijaksana" (TQS Al Ahqaaf : 2)
"Sesungguhnya kami telah menurunkan
peringatan dan kamilah yang akan menjaganya" (TQS Al Hijr:9)
Berdasarkan
pengkabaran dari Al-Qur'an yang bisa kita buktikan kebenarannya bahwa ia adalah
benar-benar kitab yang berisi kalam Allah yang telah terjamin kebenarannya
secara mutlak karena berasal dari Dzat yang Maha Benar, akan kita dapatkan
informasi tentang kejadian manusia, kehidupan dan alam semesta ini. Sebagaimana
yang tercantum dalam ayat dibawah ini : "Hai
manusia jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna kejadiannya, agar Kami jelaskan kepada kamu dan kami
tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang
diriwayatkan dan (ada pula) diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatau pun yang dahulu telah
diketahuinya…" (TQS Al Hajj 5)
"Dialah yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu, dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari
langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai
rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,
padahal kamu mengetahui." (TQS Al Baqoroh : 22)
Jadi jelas sudah
bahwa kita, alam semesta dan kehidupan ini adalah semuanya berasal dari Allah
SWT, bukan ada dengan sendirinya atau diadakan oleh sesuatu selain Allah. Ini
adalah hal prinsip yang harus kita yakini karena terkait dengan pengakuan kita
secara pasti bahwa Allah adalah Pencipta kita. Dengan pengakuan yang kuat,
yakin 100% tanpa ada keraguan berarti kita disebut beriman kepada Allah,
Muhammad adalah utusan Allah, yang datang dengan membawa Al Qur'an yang
semata-mata merupakan kalam (perkataan) Allah.
Dan ternyata, Allah
yang telah menciptakan kita bersumpah : "Maka
demi Rabb-mu, mereka itu (pada hakekatnya) tidak beriman sebelum mereka
menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim (Pemutus) atas segala permasalahan
yang timbul diantara mereka, kemudian tidak ada rasa keberatan dihati mereka
terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima (pasrah) dengan
sepenuhnya" (TQS An Nisaa : 65)
Ayat diatas
menunjukkan bahwa ketika kita mengaku beriman, maka konsekuensinya kita harus
mau mengambil seluruh aturan yang telah diturunkan Allah melalui Rosul-Nya
untuk mengatur segala aspek kehidupan kita, dan kita mengambil aturan tadi
dengan penerimaan sepenuh hati tanpa ada rasa keberatan. "Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan
Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku" (TQS Adz Dzariyat : 56)
Maka untuk
beribadah kepada Allah-lah kita dihidupkan didunia ini. Dengan cara
melaksanakan segala apa yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan segala
apa yang dilarang-Nya, dan ingat! Itu adalah konsekuensi dari keimanan kita
kepada Allah. Dan terakhir, satu hal yang pasti bahwa segala sesuatu didunia
tidak ada yang bersifat abadi, mereka pasti akan berakhir karena mereka adalah
makhluk yang penuh dengan keterbatasan yang tidak bisa menolak ketika maut atau
hari akhir tiba. Kitapun demikian, sebagai manusia yang telah diciptakan oleh
Allah pada masanya nanti akan dimatikan oleh-Nya dan akan dikembalikan lagi
kepada-Nya. "Mengapa kamu kafir
kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian
kamu dimatikan dan dihidupkannya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu
dikembalikan" (TQS Al Baqarah : 28)
Setelah sekian lama
kita diberi kenikamatan hidup, maka kita akan kembali menemui-Nya untuk mempertanggungjawabkan
apa yang kita perbuat.. Jadi, kalau kita sadar bahwa kita akan ditanya tentang
apa yang kita lakukan didunia, tentu kita tidak akan pernah bermain-main dalam
menjalankan hidup ini. Karena tujuan akhir dari hidup kita tidak berupa kehidupan
didunia saja tapi setelah kehidupan dunia ada kehidupan yang lebih kekal dan
abadi, disanalah ditentukan nasib kita apakah mendapat ridho Allah dan
surga-Nya atau mendapat murka dan neraka-Nya. Maka, semestinya kita menjadikan
ridho Allah sebagai tujuan akhir dari segala tujuan amal perbuatan kita didunia
ini.
Jadilah
Kamu Generasi Dambaan Umat!!
Kalau kita bisa
mewujudkan idealisme jati diri kita yang sudah kita temukan itu, maka kita
bakal tampil sebagai sosok dengan pribadi Islam yang kuat, yang punya misi dan
visi hidup yang jelas. Untuk mengaplikasikan idealisme jati diri kita dalam
kehidupan sehari-hari, maka kita harus lebih mengenal Islam itu sendiri. Kita
harus memperkaya khasanah pemikiran kita dengan hukum-hukum Islam, lalu
senantiasa menyandarkan dan mengatur seluruh aktifitas dan amalan kita.
Sebenarnya kita
adalah pewaris umat termulia yang pernah ada. Karena generasi muda Islam pada
zaman Rasulullah mempunyai kekuatan pola pikir dan pola sikap Islam yang
tinggi. Mereka itulah dan bersama beribu pemuda lainnya karena dorongan iman
telah memperjuangkan dan mendakwahkan Islam ini, yang telah menyisihkan siang
dan malam mereka demi kepentingan Islam, membawa panji-panji Islam hingga
tersebar ke seluruh penjuru dunia, hingga sampai pada kita. Mulai dari Ali yang
masih mudah sanggup mengorbankan dirinya demi melindungi Rasul dari kejaran
kaum kafir Quraisy. Juga Imam Syafi'i yang pada usia 6 tahun ada yang bilang 9
tahun sudah hafal Al Quran. Pribadi-pribadi seperti itulah para pendahulu kita.
Dan hanya di tangan pribadi - pribadi muslim seperti itulah umat ini akan
mencapai kejayaan .
Masa
Depan Umat Ini Ada
Di Tangan Kamu
Sesungguhnya
kehidupan yang akan kita hadapi itu terserah pada kita untuk menentukannya,
apakah kita ingin menjadi orang yang selalu mengekor orang-orang yang ada
disekitar kita ataukah kita ingin menjadi orang yang sukses. Allah berfirman :
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah
keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka
(sendiri)" (TQS Ar-Ra'du : 11).
Seorang muslim
harus menjalani hidup ini sesuai dengan Islam, sehingga kita harus mengerti
juga bagaimana hukum-hukum Islam itu, seperti para pendahulu kita yang tercatat
dalam sejarah sebagai generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi ini. Kita
harus meninggalkan gambaran pribadi-pribadi yang cengeng, amoral dan tidak
tahan bantingan yang melekat pada generasi pada saat ini dan berubah menjadi
jati diri yang sesungguhnya!!
0 komentar:
Posting Komentar