ABU RAIHAN AL-BIRUNI : Ilmuan Hebat Sepanjang Jaman

Abu Raihan Muhammad bin Ahmad Al Biruni, ilmuwan besar ini dilahirkan pada 362 H atau bulan September 973 M, di desa Khath yang merupakan ibukota kerajaan Khawarizm, Turkmenistan (kini kota Kiva, wilayah Uzbekistan). Ia lebih dikenal dengan nama Al Biruni. Nama "Al Biruni" sendiri berarti 'asing', yang dinisbahkan kepada wilayah tempat tanah kelahirannya, yakni Turkmenistan. Kala itu, wilayah ini memang dikhususkan menjadi pemukiman bagi orang-orang asing. 

Dibesarkan dalam keluarga yang taat beragama, Al Biruni tumbuh dan besar dalam lingkungan yang mencintai ilmu pengetahuan. Meski tak banyak diketahui tentang masa mudanya, termasuk pendidikan formalnya, namun ulama yang tawadlu ini dikenal amat mencintai ilmu dan gemar membaca dan menulis sejak remaja. Tak heran bila kemudian masih di usia muda ia sudah tersohor sebagai seorang ahli di banyak bidang ilmu. Ketika berusia 17 tahun, dia meneliti garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan menggunakan altitude maksima matahari. Ketika berusia 22, dia menulis beberapa hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi", yang termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar. Ketika berusia 27, dia telah menulis buku berjudul "Kronologi" yang merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh beliau (sekarang tiada lagi) termasuk sebuah buku tentang astrolab, sebuah buku tentang sistem desimal, 4 buku tentang pengkajian bintang, dan 2 buku tentang sejarah. Beliau membuat penelitian radius Bumi dengan metode triangulasi dan ditemukan bahwa jari-jari bumi 6.339,6 km (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16). Atas perannya itulah dia dinobatkan sebagai ‘Bapak Geodesi’. Sebagai ilmuwan ulung, Al Biruni tak henti-hentinya mengais ilmu, termasuk dalam setiap penjelajahannya ke beberapa negeri.





Pada tahun 1030 Karya besar di bidang astronomi lahir di sini yang dikenal sebagai“Masudi Canon” atau “Al-Qanon al-Mas’udi fi al-Hai’ah wa al-Nujum” (Teori tentang Perbintangan)  Dalam karya ini dijelaskan suatu teori bahwa Bumi berputar pada porosnya, yang menunjukkan bahwa astronom Arab lebih kritis terhadap teori Aristoteles dan Plotomeus dari yang sering diasumsikan banyak orang.
al-Biruni juga telah berjasa menuliskan risalah tentang planisphere dan armillary sphere. al-Biruni juga menegaskan bahwa bumi itu berbentuk bulat (menunjukkan bahwa 600 tahun sebelum Galileo berteori yang sama tentang hal ini). beliau berhasil juga menulis buku astrologi berjudul The Elements of Astrology. Selain itu, sang ilmuwan itu pun menulis sederet karya dalam bidang kedokteran, geografi, serta fisika. Al-Biruni wafat di usia 75 tahun tepatnya pada 13 Desember 1048 M di kota Ghazna. Untuk tetap mengenang jasanya, para astronom mengabadikan nama Al-Biruni di kawah bulan.

Kontribusi penting juga dilakukan al-Biruni bidang matematika, khususnya dalam bidang teori dan praktik aritmatika, bilangan aritmatika, teori rasio, geometri dan lainnya. Sumbangan terbesar Al-Biruni adalah pemikirannya dalam bidang matematika yaitu konsep besar sudut segitiga 180o dan memperkirakan nilai π adalah 3.14 dan nilai 0,68 untuk sin (40 dg).

Jumlah karya yang dihasilkan semasa hidup al-Biruni sungguh luar biasa dan sangat mengesankan. Tercatat lebih dari 200 buku tentang hasil pengamatan dan eksperimennya. Dengan tekad mendedikasikan dirinya pada ilmu pengetahuan, al-Biruni melakukan penelitian terhadap semua jenis ilmu yang ada. Karenanya, banyak ahli sejarah yang menganggap ia sebagai ilmuwan terbesar sepanjang masa.

Kesuksesannya pada bidang Sains dan ilmu pengetahuan juga membuat banyak orang kagum, termasuk kalangan ilmuwan barat, salah satunya Max Mayerhoff, "Dia adalah seorang yang paling menonjol di seluruh Planet Bima sakti dan para ahli terpelajar sejagat, yang memacu zaman keemasan ilmu pengetahuan Islam." Pendapat ini di setujui oleh Sir JN. Sircar seorang sejarawan asal India. Al-Biruni dengan segala kelebihan yang dimilikinya, telah berjasa memberikan pemikirannya untuk kita ketahui dan kita pelajari.

Allah telah memberikan sebuah hidup yang sangat berarti bagi Al-Biruni. Ia adalah orang yang benar-benar menggunakan akal dan pikirannya yang di anugrahkan Allah, untuk melihat tanda-tanda kebesaran-Nya.

0 komentar:

Copyright © 2012 ADDHIYA PIN BROS PALANGKA RAYA.